XtGem Forum catalog
Home
Mobile
Artikel
Islami
Tentang Admin
Buku Tamu
Site Map
File List
Tanggal 29 Apr 2025
Jam: 20:07:38

Total pengunjung: 438



Kisah 7 Malaikat Penjaga Langit

Kisah 7 Malaikat Penjaga Langit
(gambar ini hanya ilustrasi saja)


Allah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia
menciptakan langit dan bumi. Di setiap langit ada
satu malaikat yang menjaga pintu
Ibn Mubarak mengatakan bahwa Khalid bin Ma’dan
berkata kepada sahabat Mu’adz bin Jabal RA, “Ceritakanlah satu hadits yang kau dengar dari
Rasulullah SAW, yang kau menghafalnya dan
setiap hari kau mengingatnya lantaran saking
keras, halus, dan dalamnya makna hadits tersebut.
Hadits manakah yang menurut pendapatmu paling
penting ?” Mu’adz menjawab, “Baiklah, akan kuceritakan.” Sesaat kemudian, ia pun menangis hingga lama
sekali, lalu ia bertutur, “hmm, sungguh kangennya
hati ini kepada Rasulullah SAW, ingin rasanya
segera bersua dengan beliau..” Ia melanjutkan,
“Suatu saat aku menghadap Rasulullah SAW.
Beliau menunggangi seekor unta dan menyuruhku naik dibelakangnya, maka berangkatlah kami dengan
unta tersebut. Kemudian beliau menengadahkan
wajahnya ke langit, dan berdoa, “Puji syukur
kehadirat Allah, Yang Maha Berkehendak kepada
makhluq-Nya menurut kehendak-Nya.” Kemudian beliau SAW berkata, “sekarang aku akan
mengisahkan satu cerita kepadamu yang apabila
engkau hafalkan, akan berguna bagimu, tapi kalau
engkau sepelekan, engkau tidak akan mempunyai
hujjah kelak di hadapan Allah SWT. AMAL YANG TERTOLAK “Hai, Mu’adz! Allah menciptakan tujuh malaikat
sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Pada
setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu,
dan tiap-tiap pintu langit itu dijaga oleh malaikat
penjaga pintu sesuai kadar pintu dan
keagungannya. Maka, Malaikat hafazhah (malaikat yang memelihara dan mencatat amal seseorang)
naik ke langit dengan membawa amal seseorang
yang cahayanya bersinar-sinar bagaikan cahaya
matahari. Ia, yang menganggap amal orang tersebut
banyak, memuji amal-amal orang itu. Tapi, sampai
di pintu langit pertama, berkata malaikat penjaga pintu langit itu kepada malaikat hafazhah,
“Tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya, aku
ini penjaga tukang pengumpat, aku diperintahkan
untuk tidak menerima masuk tukang mengumpat
orang lain. Jangan sampai amal ini melewatiku
untuk mencapai langit berikutnya.” Keesokan harinya, ada lagi malaikat hafazhah yang
naik ke langit dengan membawa amal shalih seorang
lainnya yang cahayanya berkilauan. Ia juga
memujinya lantaran begitu banyaknya amal
tersebut. Namun malaikat di langit kedua
mengatakan, “berhentilah, dan tamparkan amal ini ke wajah pemiliknya, sebab dengan amalnya itu dia
mengharap keduniaan. Allah memerintahkanku untuk
menahan amal seperti ini, jangan sampai lewat
hingga hari berikutnya.” Maka seluruh malaikat pun
melaknat orang tersebut sampai sore hari. Kemudian ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke
langit dengan membawa amal hamba Allah yang
sangat memuaskan, dipenuhi amal sedekah, puasa,
dan bermacam-macam kebaikan yang oleh malaikat
hafazhah dianggap demikian banyak dan terpuji.
Namun saat sampai di langit ketiga berkata malaikat penjaga pintu langit yang ketiga,
“Tamparkanlan amal ini ke wajah pemiliknya, aku
malaikat penjaga orang yang sombong. Allah
memerintahkanku untuk tidak menerima orang
sombong masuk. Jangan sampai amal ini melewatiku
untuk mencapai langit berikutnya. Salahnya sendiri ia menyombongkan dirinya di tengah-tengah orang
lain". Kemudian ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke
langit keempat, membawa amal seseorang yang
bersinar bagaikan bintang yang paling besar,
suaranya bergemuruh, penuh dengan tasbih, puasa,
shalat, naik haji, dan umrah. Tapi, ketika sampai di
langit keempat, malaikat penjaga pintu langit keempat mengatakan kepada malaikat hafazhah,
“berhentilah, jangan dilanjutkan. Tamparkanlah
amal ini ke wajah pemiliknya, aku ini penjaga orang
-orang yang suka ujub (membanggakan diri). Aku
diperintahkan untuk tidak menerima masuk amal
tukang ujub. Jangan sampai amal itu melewatiku untuk mencapai langit yang berikutnya, sebab ia
kalau beramal selalu ujub. Kemudian naik lagi
malaikat hafazhah ke langit kelima, membawa amal
hamba yang diarak bagaikan pengantin wanita
diiring kepada suaminya, amal yang begitu bagus,
seperti amal jihad, ibadah haji, ibadah umrah. Cahaya amal itu bagaikan matahari. Namun, begitu
sampai di langit kelima, berkata malaikat penjaga
pintu langit kelima, “Aku ini penjaga sifat hasud
(dengki, iri hati). Pemilik amal ini, yang amalnya
sedemikian bagus, suka hasud kepada orang lain
atas kenikmatan yang Allah berikan kepadanya. Sungguh ia benci kepada apa yang diridhai Allah
SWT. Saya diperintahkan agar tidak membiarkan
amal orang seperti ini untuk melewati pintuku
menuju pintu selanjutnya..” Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik dengan
membawa amal lain berupa wudhu yang sempurna,
shalat yang banyak, puasa, haji, dan umrah. Tapi
saat ia sampai di langit keenam, malaikat penjaga
pintu ini mengatakan, “Aku ini malaikat penjaga
rahmat. Amal yang seolah-olah bagus ini, tamparkanlah ke wajah pemiliknya. Salah sendiri ia
tidak pernah mengasihi orang. Apabila ada orang
lain yang mendapat musibah, ia merasa senang. Aku
diperintahkan agar amal seperti ini tidak
melewatiku hingga dapat sampai pada pintu
berikutnya.” Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik ke langit
ketujuh dengan membawa amal seorang hamba
berupa bermacam-macam sedekah, puasa, shalat,
jihad, dan kewara’a. Suaranya pun bergemuruh
bagaikan geledek. Cahayanya bagaikan malaikat.
Namun tatkala sampai di langit yang ketujuh, malaikat penjaga langit ketujuh mengatakan, “Aku
ini penjaga sum’at (ingin terkenal / Riya).
Sesungguhnya orang ini ingin dikenal dalam
kumpulan, kumpulan, selalu ingin terlihat lebih
unggul disaat berkumpul, dan ingin mendapatkan
pengaruh dari para pemimpin.. Allah memerintahkanku agar amalnya itu tidak sampai
melewatiku. Setiap amal yang tidak bersih karena
Allah, itulah yang disebut Riya. Allah tak akan
menerima amal orang-orang yang riya.” Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik
membawa amal seorang hamba : shalat, zakat,
puasa, haji, umrah, akhlak yang baik, pendiam, tidak
banyak bicara, dzikir kepada Allah. Amalnya itu
diiringi para malaikat hingga langit ketujuh, bahkan
sampai menerobos memasuki hijab-hijab dan sampailah kehadirat Allah. Para malaikat itu berdiri dihadapan Allah. Semua
menyaksikan bahwa amal ini adalah amal yang
shalih dan ikhlas karena Allah SWT. Namun Allah berfirman, ” Kalian adalah hafazhah,
pencatat amal-amal hamba-Ku. Sedangkan Akulah
yang mengintip hatinya. Amal ini tidak karena-Ku.
yang dimaksud oleh si pemilik amal ini bukanlah
Aku. Amal ini tidak diikhlaskan demi Aku. Aku lebih
mengetahui dari kalian apa yang dimaksud olehnya dengan amalan itu. Aku laknat dia, karena menipu
orang lain, dan juga menipu kalian (para malaikat
hafazhah). tapi Aku tak’kan tertipu olehnya. Aku ini
yang paling tahu akan hal-hal yang ghaib. Akulah
yang melihat isi hatinya, dan tidak akan samar
kepada-Ku setiap apapun yang samar. tidak akan tersembunyi bagi-Ku setiap apapun yang
tersembunyi. Pengetahuan-Ku atas apa yang telah
terjadi sama dengan pengetahuan-Ku akan apa
yang akan terjadi. Pengetahuan-Ku atas apa yang
telah lewat sama dengan pengetahuan-Ku atas apa
yagn akan datang. Pengetahuan-Ku kepada orang- orang terdahu-Ku sebagaimana pengetahuan-Ku
kepada orang-orang yang kemudian. Aku lebih tahu
atas apapun yang tersamar daripada rahasia.
Bagaimana bisa amal hamba-Ku menipu-Ku. Dia
bisa menipu makhluk-makhluk yang tidak tahu,
sedangkan Aku ini Yang Mengetahui hal-hal yang ghaib. Laknat-Ku tetap kepadanya." Tujuh malaikat hafazhah yang ada pada saat itu
dan 3000 malaikat lain yang mengiringinya
menimpali, “Wahai Tuhan kami, dengan demikian
tetaplah laknat-Mu dan laknat kami kepadanya.”
Maka, semua yang ada di langit pun mengatakan,
“Tetapkanlah laknat Allah dan laknat mereka yang melaknat kepadanya.” TAHANLAH MULUTMU Mu’adz pun kemudian menangis terisak-isak dan
berkata, “Ya Rasulullah, bagaimana bisa aku
selamat dari apa yang baru engkau ceritakan itu.?” Rasulullah SAW menjawab, ” Wahai Mu’adz,
ikutilah nabimu dalam hal keyakinan.!” Mu’adz berkata lagi, ‘Wahai Tuan, engkau adalah
Rasulullah. sedangkan aku ini hanyalah si Mu’adz
bin Jabal, bagaimana aku dapat selamat dan
terlepas dari bahaya tersebut?” Rasulullah SAW bersabda, “seandainya dalam
amalmu ada kelengahan, tahanlah mulutmu, jangan
sampai menjelek-jelekkan orang lain, dan juga
saudara-saudaramu sesama ulama. Apabila engkau
hendak menjelek-jelekkan orang lain, ingatlah pada
dirimu sendiri. Sebagaimana engkau tahu dirimu pun penuh dengan aib. Jangan membersihkan dirimu
dengan menjelek-jelekkan orang lain. Jangan
mengangkat dirimu sendiri engan menekan orang
lain. Jangan Riya dengan amalmu agar diketahui
orang lain. Janganlah termasuk golongan orang
yang mementingkan dunia dengan melupakan akhirat. Kamu jangan berbisik-bisik dengan
seseorang padahal disebelahmu ada orang lain yang
tidak diajak berbisik. Jangan takabur kepada orang
lain, nanti akan luput bagimu kebaikan dunia dan
akhirat. Jangan berkata kasar dalam suatu majelis
dengan maksud supaya orang-orang takut akan keburukan akhlaqmu itu. Jangan mengungkit-ungkit
apabila berbuat kebaikan. Jangan merobek-robek
(pribadi) orang lain denga mulutmu, kelak kamu
akan dirobek-robek oleh anjing-anjing neraka
jahannam, sebagaimana firman Allah,
“Wannaasyithaati nasythaa.” (Di neraka itu ada anjing-anjing perobek badan-badan manusia, yang
mengoyak-ngoyak daging dari tulangnya.) Aku (Mu’adz) berkata : “Ya Rasulullah, siapa yang
akan kuat menanggung penderitaan semacam ini ?” Jawab Rasulullah SAW, Wahai Mu’adz, yang
kuceritakan tadi itu akan mudah bagi mereka yang
dimudahkan oleh Allah SWT. Cukup untuk
mendapatkan semua itu, engkau menyayangi orang
lain sebagaimana engkau menyayangi dirimu
sendiri, dan membenci sesuatu terjadi kepada orang lain apa-apa yang engkau benci bila sesuatu itu
terjadi kepadamu. Apabila seperti itu, engkau akan
selamat, terhindar dari penderitaan itu.” Khalid bin Ma’dan (yang meriwayatkan hadits itu
dari Mu’adz RA) mengatakan, “Mu’adz sering
membaca hadits ini sebagaimana seringnya ia
membaca Al-Qur’an, mempelajari hadits ini
sebagaimana ia mempelajari Al-Qur’an dalam
majelisnya. Subhanallah.....

Sumber : http://islamdongeng.blogspot.com
Di tulis oleh : Wahyu Mysterio





Refresh Translate Ke Judul Ke Artikel Lain >